Praktek Bercerita Pada Siswa Kelas 1

Madrasah merupakan wadah atau tempat untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa agar tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter serta sukses di kehidupannya di masa depan. Salah satu potensi siswa  yang perlu untuk  dikembangkan adalah keterampilan berinteraksi positif. Interaksi dapat diartikan sebagai sebuah tindakan atau hubungan timbal balik antara dua objek atau lebih secara dinamis, seperti guru dengan siswa maupun  siswa dengan siswa lainnya. Berinteraksi positif menjadi bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru harus mampu menganalisa kemampuan siswanya dalam berinteraksi. Terkadang masih banyak diantara siswa yang belum mampu berinteraksi dengan baik sehingga siswa tersebut menjadi pribadi yang kuper dan tidak percaya diri. Dan menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk membuat siswa keluar dari ketidakmampuannya dalam berinteraksi positif.

Mengingat betapa pentingnya keterampilan berinteraksi positif ini bagi diri siswa, Tati hariyanti guru kelas 1 MI Al-Islam Grobagan Surakarta melakukan metode bercerita  dari siswa untuk siswa. Tati hariyanti  membuat sebuah program “Bercerita Tema Keinginan ”. Menurut Nurul Fitriyyah, metode ini mampu menjembatani siswa dalam berinteraksi yang positif, apalagi hubungan interaksi yang terjadi lebih luas bukan hanya dalam lingkup kelasnya saja  tetapi mencakup semuanya. Dalam proses  pembelajaran, tentu harus terbangun interaksi yang baik antara guru dan siswa  maupun siswa dengan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan berbicara di pandang sangat perlu dikembangkan dengan harapan menjadi bekal untuk siswa agar ia terampil dalam berbicara dan menyampaikan pendapat di depan khalayak ramai dengan penuh percaya diri.

Dalam upanya mengasah keterampilan berbicara, siswa kelas 1 MI Al Islam Grobagan Surakarta pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia mereka melakukan praktek bercerita. Setiap anak menceritakan “Keinginan”. Dari berbagai cerita anak, ternyata mereka memiliki keinginan yg beraneka ragam. Diantaranya ada yang ingin menjadi hafidz/dzah, membuat robot pintar, membeli raket untuk menunjang kegiatan les badminton dan lain sebagainya.

“Mungkin metode ini terlihat biasa saja, namun lewat bercerita atau membacakan cerita akan berpengaruh besar pada perkembangan berinteraksi siswa. Sehingga interaksi yang terjadi dalam ekosistem madrasah menjadi lebih harmonis terutama pada saat pembelajaran berlangsung,” ujar Nurul Fitriyyah Guru Bahasa Indonesia Kelas 1. Kegiatan pembelajaran praktek bercerita pada siswa kelas 1 MI Al Islam Grobagan Surakarta dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Februari 2023 di ruang kelas 1 dengan guru pengampu.

Sc : Waahid Amiin Murtadlo, S.Pd. (MI Al Islam Grobagan)