Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat merupakan orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau/musholah, di rumah, dan sebagainya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah:
عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَإِنَّمَا أَنَا لَكُمْ بِمَنْزِلَةِ
الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُم
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku terhadap kamu menduduki sebagai orang tua aku mengajarkanmu”.
Kedudukan seorang guru atau pendidik adalah seperti orang tua yang baik terhadap anak-anaknya, karena hakikat orang tua adalah pendidik atau guru utama dan pertama. Mendidik anak harus didasarkan pada rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, pendidik harus memperlakukan peserta didiknya bagaikan anaknya sendiri. Guru memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing dan membina peserta didik baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun diluar sekolah.
A. Sifat Kepribadian Pendidik
- Ikhlas dalam Mengajar dan Menyampaikan Ilmu karena Allah
Ini adalah sebuah perkara yang agung yang dilalaikan banyak kalangan pengajar dan pendidik, yaitu membangun dan menanamkan prinsip mengikhlaskan ilmu dan amal hanya untuk Allah. Mendidik juga harus mengutamakan keikhlasan dalam mencerdaskan generasi bangsa.
- Pendidik Bersikap Adil dan Bijaksana
Sikap adil harus dimiliki oleh seorang pendidik karena bersikap adil kepada murid dan tidak memilih kasih kepada peserta didik satu dengan lainnya, agar tidak terjadi kecemburuan diantara peserta didik. Selain itu, peserta didikpun menjadi lebih nyaman karena sama-sama diperhatikan dan tidak ada perbedaan terhadap mereka. Dengan sikap guru yang adil dan bijak kepada peserta didik, maka mereka akan merasa nyaman ketika belajar.
- Pendidik Bersikap Penyayang
Dengan sikap pendidik yang penyayang akan membuat suasana kelas menjadi lebih nyaman dan peserta didik pun bisa menerima ilmu yang disampaikan dengan ikhlas tanpa adanya paksaan. Suasana kelas pun menjadi lebih kondusif.
- Pendidik sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan (uswah hasanah) bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang apa lagi ditolak. Sebagai teladan, tentu setiap perbuatan guru akan mendapatkan sorotan dari peserta didik serta orang disekitar lingkungannya.
B. Perilaku yang ditanamkan pada diri Peserta didik
- Bekerja keras/Bersungguh-Sungguh
Menanamkan sikap kerja keras pada peserta didik adalah hal yang penting agar mereka memilki semangat dalam meraih cita-citanya. Seperti dalam sebuah kalimat yang berbunyi, “Man Jadda Wa Jada” yang berarti barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Pepatah arab tersebut yang sangat cocok untuk membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar.
- Tawakkal (berserah diri)
Mengajarkan sikap tawakkal pada peserta didik tentunya juga penting karena tidak semua harapan yang telah kita usahakan dapat tercapai semua. Mengajarkan peserta didik untuk tawakkal agar mereka yakin bahwa setelah kerja keras yang mereka lakukan akhirnya mereka harus berdoa serta beribadah kepada Allah Ta’ala. Yang akan menentukan akhir dari keberhasilan yang telah dilakukan oleh peserta didik. Guru harus membuat mereka paham dan sadar bahwa satu-satunya tempat berharap dan meminta pertolongan hanya kepada Allah Ta’ala semata.
- Tawaddu’ (rendah diri)
Mengajarkan sikap rendah diri atau kebalikannya yakni sombong. Dalam menuntut ilmu murid diajarkan untuk tidak bersikap sombong kepada sesama temannya. Sifat sombong adalah sikap yang tidak terpuji dan tidak disukai oleh banyak orang. Karena itu mengajarkan anak didik untuk senantiasan rendah diri atau tidak sombong ini agar senantiasa saling menghormati perbedaan dalam pertemanan didalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.
- Kasih Sayang
Mengajarkan sikap kasih sayang kepada peserta didik adalah hal yang penting karena dalam persahabatan mereka memerlukan sifat kasih sayang. Dengan kasih sayang anak yang pendiam bisa menjadi ceria dengan beberapa teman yang peduli dan sayang padanya. Menyayangi dan menghormati perbedaan suku, warna kulit dan ras.
Kasih sayang orang tua tidak boleh berlebih-lebihan terhadap anak sehingga anak dimanjakan lebih dari sepantasnya, sebab anak seperti ini baik laki-laki atau perempuuan akan mengantarkan kepada akibat-akibat negatif pada kepribadiannya.
- Tolong menolong
Sikap tolong-menolong adalah sikap yang mulia, ketika melihat orang lain kesulitan kita akan membantu semampu kita. Sikap ini pun penting ditanamkan dalam diri anak, agar saat mereka bersosial dilingkungan masyarakat dan memerlukan pertolongan sang anak pun peka dan akan menolong semampunya, bukannya sikap individualistis dan acuh tak acuh pada teman atau bahkan masyarakat.
- Memaafkan
Salah satu hal yang dianggap sulit dilakukan yaitu saling memaafkan. Entah siapa yang salah dan yang benar, sikap memaafkan termasuk sikap yang mulia. Seorang pemaaf merupakan orang yang berhati mulai, sebab ia tidak mendahulukan ego sendiri, namun lebih mengutamakan hati serta pertemanan. Sikap ini pula yang harus ditanamkan oleh seorang pendidik kepada peserta didik untuk senantiasa berlapang hati agar meminta maaf terlebih dahulu.
- Berakhlaul karimah
Al-Farabi, dalam salah satu karyanya “Risālaħ fī al-Tanbīh ‘Alā Subuli al Sa’ādaħ”, ia menjelaskan bahwa akhlak itu bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi yang diinginkan dan diusahakan oleh setiap manusia.
C. Adab Guru Saat Mengajar
- Tidak boleh mengajar dalam keadaan lapar dan haus, sebab bisa mengurangi konsentrasi guru itu sendiri.
- Seorang guru ketika di majelis atau masuk ke dalam kelas, selayaknya terlebih dahulu bersuci, rapi dan wangi serta memakai pakaian yang terbaik.
- Guru duduk ditempat yang mudah dilihat oleh setiap peserta.
- Jika pelajaran banyak, harus didahulukan yang paling utama, kemudian yang cukup penting dan seterusnya, seperti mendahulukan Al-Qur’an lalu al-Hadits, kemudian ushuluddin dan seterusnya.
- Tidak berpindah dari satu topik ketopik lainnya, kecuali jika pembahasan sudah tuntas dan sudah dipahami.
- Terbuka terhadap pertanyaan para pelajar, dan menjawab mengenai hal yang diketahui.
- Melakukan pengulangan materi pada sebagian waktu tertentu, mengecek hafalan dan menguji daya ingat para pelajar terhadap topik yang pernah diajarkan.
- Guru mencintai pelajar seperti mencintai dirinya sendiri. Tidak boleh mengutamakan sebagian pelajar dari sebagian yang lain (diskriminasi).
- Guru melakukan tindakan prefentif terhadap peserta didik yang berperangai buruk. Sediakan pula pembina/penanggung jawab dari kalangan pelajar yang bertugas menertibkan pelajar.
- Dalam menegur pelajar yang nakal, hendaknya ada tahapan-tahapan, mulai dari cara yang halus hingga yang tegas. Jika tidak berpengaruh hendaknya ia dikeluarkan dari kelompok tersebut.
Pendidik harus memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku peserta didik. Pendidik harus memikirkan konsep atau metode apa yang akan ia gunakan saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu pendidik harus bersikap adil kepada peserta didiknya agar tidak ada yang merasa didiskriminasikan dengan teman-teman yang lain. Sikap tawaddu’ dan bertawakal juga perlu, disaat kita telah berusaha sebaik mungkin mengajarkan dan membimbing murid dengan kasih sayang dan ketegasan, maka akhirnya gurupun harus berdoa untuk muridnya agar apa yang telah dia ajarkan dapat dipahami oleh muridnya dan diridhoi langkahnya oleh Allah Ta’ala.
Pendidik juga harus betul-betul paham bahwa ia adalah teladan dan model yang akan dilihat dan ditiru oleh peserta didiknya. Oleh sebab itu, seorang pendidk hendaklah memberikan contoh teladan yang baik sesuai dengan adab para salafush sholih kepada murid-muridnya. Adab dalam mengajarpun harus betul-betul diperhatikan seorang pendidik karena menjadi seorang ia adalah model teladan yang berwibawa di hadapan peserta didik.
Penulis : Kukuh Nugroho, S. Pd. I (Guru di MA Al-Islam Surakarta)